Social Profiles

Kamis, 29 November 2012

Bukan Promosi Kontrasepsi, BKKBN Imbau Remaja Tunda Usia Nikah




 Kehidupan remaja amatlah kompleks. Namun dalam keseharian, justru yang paling banyak terekspos adalah sisi negatifnya seperti seks bebas, kecanduan narkoba dan aborsi. Oleh karena itu, remaja kini menjadi target baru yang akan disasar BKKBN selain pasangan menikah.

"Program BKKBN kini juga akan menargetkan remaja. Bukan pada penggunaan kontrasepsi, namun dengan pendewasaan usia perkawinan. Salah satunya adalah program Generasi Berencana (GenRe) agar remaja bisa merencanakan karir dan pernikahan sesuai dengan siklus kesehatan remaja," kata drs Subagyo, MA, Plt. Kepala BKKBN dalam acara GenRe Action 2012 di Plaza Bapindo, Jakarta, Selasa (27/11/2012).

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) sebelumnya memang dikenal sebagai badan negara yang bertanggung jawab dalam program pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk. Beberapa cara yang ditempuh adalah mempromosikan alat kontrasepsi dan penyuluhan tentang keluarga berencana.

Namun melihat kenyataan bahwa remaja di Indonesia memiliki berbagai masalah yang cukup pelik, maka perencanaan keluarga sejahtera juga mulai dilakukan sejak remaja. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010, ada 35 dari 1.000 orang remaja yang sudah pernah melahirkan. Bahkan usia rata-rata perkawinan wanita Indonesia adalah 19 tahun.

"Untuk perempuan sebaiknya menikah setelah umur 21 tahun dan laki-laki setelah 23 tahun karena dari sisi reproduksi, umur tersebut adalah ukuran bahwa seseorang sudah benar-benar sehat untuk hidup berumah tangga. Sedangkan secara psikologis, dia lebih matang," kata Subagyo.

Hasil survei penduduk tahun 2012 menyatakan bahwa 27,6 persen penduduk Indonesia adalah remaja. Sayangnya, data BNN (Badan Narkotika Nasional) menunjukkan bahwa 45 persen pengguna Napza di tahun 2009 adalah mereka yang berusia 16-24 tahun.

Beberapa bukti menunjukkan adanya keterkaitan antara penggunaan Napza dengan perilaku seks bebas di kalangan remaja. Bahkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 menemukan bahwa 1 persen remaja wanita dan 6 persen remaja pria pernah melakukan seks pranikah.

"Generasi remaja segala sesuatunya harus direncanakan. Remaja harus bebas dari free sex, narkoba dan HIV/AIDS. Remaja masih punya tahapan kehidupan yang panjang seperti meneruskan sekolah, mencari pekerjaan, membangun rumah tangga dan menjadi bagian dari masyarakat," kata Subagyo.

Secara umum, Subagyo menjelaskan bahwa ada beberapa fokus program BKKBN yang telah dipersiapkan untuk menyasar remaja, yaitu:
- Promosi penundaan usia kawin, mengutamakan pendidikan dan berkarya sesuai bidangnya
- Menyediakan informasi mengenai kesehatan reproduksi seluas-luasnya lewat konseling
- Promosi perencanaan kehidupan keluarga sebaik-baiknya, kapan idealnya usia menikah dan punya anak serta berapa jumlah anak yang ideal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.