Social Profiles

Minggu, 28 Oktober 2012

Impotensi, Bisakah Disembuhkan?



Selain ejakulasi dini dan kanker prostat, impotensi merupakan gangguan seksual yang paling ditakuti dan menjadi ancaman bagi para pria. Impotensi, merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan ketidakmampuan pria mencapai atau mempertahankan ereksi secara penuh.

Impotensi atau disebut juga dengan disfungsi ereksi diperkirakan mengancam 1 dari 10 pria terutama di Inggris. Meskipun jumlahnya terbilang sedikit, tapi gangguan ini bisa saja terjadi pada setiap pria. Dikutip dari The Site, impotensi bisa dialami pria kapan saja, sedikitnya satu periode dalam seumur hidupnya.

Pada kondisi seperti apa impotensi bisa terjadi?

Saat terjadi penetrasi, otak menstimulasi pelepasan kimiawi di penis, yang disebut siklis GMP (Guanosine Monophosphate). Proses kimiawi ini menyebabkan otot-otot di jaringan penis rileks dan mengembangkan pembuluh arteri, sehingga melancarkan aliran darah. Pada kondisi fungsi ereksi yang normal, proses aliran darah ke penis membuat jaringan ereksi menekan pembuluh darah. Akibatnya, darah menjadi terperangkap di dalam penis dan membuatnya keras/tegang.

Hal sebaliknya terjadi pada penderita impotensi. Saat darah dialirkan ke penis, jaringan ereksi gagal mengembang dan tidak bisa menekan pembuluh darah. Hasilnya, darah tetap mengalir dengan lancar dan menyebabkan penis melemas.

Apa penyebab impotensi?

Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya impotensi. Tapi kita bisa menggolongkannya menjadi dua; faktor fisik dan psikologis. Pada pria berusia muda dan sehat, gangguan disfungsi ereksi biasanya lebih banyak disebabkan faktor psikologis, atau keduanya.

Gangguan yang termasuk dalam faktor psikologis diantaranya: masalah rumah tangga, kekhawatiran tidak bisa memuaskan pasangan, depresi, stres, kelelahan yang amat sangat dan hilang gairah seksual.

Sementara faktor fisik, bisa disebabkan karena diabetes, penyakit pada pembuluh darah, cedera tulang belakang, bekas operasi, salah minum obat, merokok, konsumsi minuman keras, ketidakseimbangan hormon dan epilepsi.

Apakah impotensi bisa disembuhkan?

Sebanyak 95% kasus impotensi sukses disembuhkan. Kuncinya, kesabaran, terapkan pola hidup sehat dan rajin melakukan pengobatan. Selain itu, dorongan moral dari orang terkasih (istri) juga sangat berperan pada kesembuhan penderita.

Jika suami Anda menderita impotensi, jangan malah mengritik atau menunjukkan rasa kecewa. Berikut ini beberapa perawatan untuk penderita gangguan impotensi yang paling umum.

- Bicara pada pasangan. Impotensi tidak akan sembuh kecuali pasangan mau jujur dan Anda sebagai istri bersedia membantunya. Dorong si dia untuk terbuka dan jujur kepada Anda. Dengan begitu, Anda bisa membantunya mencari tahu penyebab masalah ini.

- Konseling psikoseksual. Konsultan pernikahan atau seks bisa membantu mencari tahu faktor-faktor penyebab impotensi pada pria. Terapi psikoseksual juga membantu pasangan menyelesaikan masalah dalam hubungan mereka, bagaimana menghadapi masalah dan akhirnya menemukan solusinya.

- Mengganti pola hidup yang lebih sehat. Jika suami Anda suka mengonsumsi alkohol, yakinkan dia untuk segera menghentikan kebiasaan itu. Pastikan juga dia berhenti merokok, dorong untuk mengonsumsi makanan sehat, tidur yang cukup dan rajin olahraga.

Selain dorongan moral dan pola hidup sehat, impotensi juga bisa disembuhkan dengan pengobatan medis. Dikutip dari Health, ada empat pengobatan yang bisa dilakukan. Yaitu dengan meminum pil hormon, pellet (memasukkan sejenis pil ke ujung penis dengan aplikator khusus) --yang membantu ereksi bertahan hingga satu jam, suntik obat dan terapi vakum. Untuk pengobatan secara medis, sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.