Social Profiles

Kamis, 01 November 2012

Wow, Pria Zaman Sekarang Spermanya Makin Sedikit



Semakin tahun pasangan yang mencari bantuan klinik kesuburan untuk bisa punya anak semakin banyak. Masalahnya ternyata tidak hanya pada wanita, karena jumlah sperma pria zaman sekarang memang semakin berkurang dibandingkan dulu.

Untuk menghasilkan keturunan yang sehat, tentu saja dibutuhkan sperma dan sel telur yang sehat. Namun nyatanya, makin banyak pasangan menikah yang kesulitan mendapatkan keturunan secara normal dan membutuhkan bantuan klinik kesuburan. Artinya, di zaman sekarang makin banyak saja masalah reproduksi yang terjadi, baik pada pria dan wanita.

Klinik Morula IVF Jakarta misalnya, pada tahun 2005-2006 klinik kesuburan ini hanya melayani 50 hingga 60 pasien per tahun. Namun di tahun 2012 saja, klinik ini sudah melayani lebih dari 600 pasien.

"Dulu saya masih santai, pasien paling 50 per tahun. Sekarang di 2012, tahunnya belum habis tapi kita sudah melayani 600 pasien. 5 sampai 7 pasien sehari itu sudah biasa," jelas Dr Ivan Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, CEO Morula IVF Indonesia, dalam acara temu media di RS Bunda Jakarta, seperti ditulis (1/11/2012).

Menurut Dr Ivan, ada banyak faktor yang menyebabkan pasangan kesulitan mendapatkan keturunan. Pada wanita antara lain adanya endometriosis (kista), saluran telur tersumbat dan infeksi radang panggul.

"Kalau pada pria, jumlah dan kualitas spermanya memang berkurang. 6 persen pasien yang datang ke saya bahkan mengalami Azoospermia (sperma nol), jadi maninya ada tapi tidak ada sperma," jelas dokter kelahiran Jakarta, 9 Mei 1972.

Dr Ivan menuturkan, jumlah sperma pria-pria zaman sekarang memang sudah jauh berkurang dibandingkan dulu. Ia juga menyebut sudah terjadi kondisi 'Declining Male Syndrome', yang akan membuat pria menjadi kaum minoritas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 30-an, 50-an, 70-an dan 2000 yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet, juga tampak pola penurunan jumlah dan kualitas sperma. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengubah standar normal untuk jumlah sperma pria.

"Pada tahun 1999, WHO menetapkan pria normal kalau jumlah spermanya 20 juta/cc. Di tahun 2010, 15 juta sperma/cc mani sudah dianggap normal. 20 tahun lagi, 5 juta sperma/cc bisa jadi sudah dianggap normal," tutur Dr Ivan.

Pengurangan jumlah dan kualitas sperma ini erat hubungannya gaya dan kualitas hidup. Nikotin pada rokok, polusi, tingkat stres yang tinggi, alkohol merupakan salah satu faktor utama yang bisa merusak sperma.

Agar sperma tetap sehat, Dr Ivan menyarankan agar pria rutin melakukan olahraga, perbanyak makan sayur dan buah, sertahindari rokok dan alkohol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.