Social Profiles

Selasa, 04 Desember 2012

Sexklopedia: Dunia Kerja Masih Kerap Tak Bersahabat pada Pasien HIV/AIDS



 Tidak semua orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah orang-orang yang gemar melakukan seks berisiko. Namun apapun penyebabnya, pasien HIV/AIDS masih kerap didiskriminasikan. Bahkan untuk mendapat pekerjaan agar mandiri dalam hidupnya, seorang ODHA sering kali kesulitan.

Di tengah peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh 1 Desember lalu, Xiao Qi (bukan nama sebenarnya) bergulat untuk memperoleh haknya mendapat pekerjaan yang layak. Saat ini dia sedang dalam proses gugatan terhadap otoritas pendidikan yang menurutnya telah menolak lamaran kerja karena dia adalah seorang dengan HIV positif.

Gugatan yang dilayangkannya terhadap biro pendidikan Kabupaten Jinxian di Provinsi Jiangxi, China memang belum secara resmi terdaftar untuk ditangani. Xiao Qi mengajukan gugatan di pengadilan setempat pada 26 November lalu.

Pemuda ini bertekad untuk mendapatkan keadilan sehingga nekat mengajukan gugatan. "Karena ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk seluruh orang dengan HIV/ AIDS yang rentan," katanya seperti dikutip dari China Daily, Senin (3/12/2012).

Pada Juni lalu Xiao telah lulus tes seleksi menjadi guru dengan nilai yang tinggi. Namun impiannya menjadi guru pupus setelah dalam tes kesehatan dinyatakan positif HIV. Biro pendidikan setempat mendiskualifikasi pemuda tersebut.

Itulah yang melatar belakangi Xiao mengajukan gugatan ke pengadilan. Kendati ada aturan hukum bahwa ODHA dan keluarganya memiliki hak untuk bekerja, bersekolah, dan mendapat pelayanan kesehatan, namun dia mengajukan gugatan dengan dipenuhi ketidakoptimisan. Sebab Xiao bukanlah orang pertama di China yang mengajukan gugatan tentang diskriminasi kerja terhadap ODHA.

780.000 Orang dari 1,3 miliar penduduk di China diperkirakan hidup dengan HIV/AIDS. Menurut data Departemen Kesehatan China, jumlah kasus yang dilaporkan hingga akhir Oktober mencapai 492.191, termasuk 68.802 kasus baru pada tahun ini.

Laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China pada 2010 menyebut orang yang hidup dengan HIV/AIDS masih banyak yang mendapatkan diskriminasi kerja di China. Diskriminasi itu antara lain penolakan kesempatan kerja dan pengunduran diri paksa.

Padahal berdasar peraturan tentang pencegahan dan penanganan HIV/AIDS pada 2006 di China, ODHA dan keluarganya memiliki hak hukum untuk dilindungi, termasuk hak untuk menikah, perawatan kesehatan, dan pendidikan. 

Di Indonesia, Menkes Nafsiah Mboi menegaskan dirinya akan menindak tegas petugas kesehatan yang bersikap diskriminatif atau memberi stigma kepada penderita HIV/AIDS. Pemerintah Indonesia juga gencar menyosialisasikan slogan 'Stop AIDS melalui Kesetaraan Gender untuk Menghapus Segala Bentuk Stigma dan Diskriminasi'.

Hingga September, jumlah kasus AIDS di Indonesia ada 39 ribu jiwa. Sementara itu 3.541 kasus baru muncul pada Januari-September 2012. Papua merupakan provinsi dengan kasus ODHA HIV/AIDS tertinggi dengan angka 7.527 orang. DKI Jakarta berada di peringkat kedua dengan pengidap HIV/AIDS mencapai 6.299 orang, sedangkan Jawa Timur di tempat ketiga dengan jumlah ODHA sebanyak 5.257 orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.