Social Profiles

Selasa, 04 Desember 2012

Sexklopedia: Pikat Lawan Jenis dengan Keringat Anda!



 Seperti halnya urin atau air kencing, keringat adalah kotoran dari dalam tubuh manusia yang berbentuk cairan. Tentu saja banyak orang yang mengidentikkan keringat dengan hal yang menjijikkan, kotor, bau bahkan seringkali membuat seseorang malu karenanya.

Namun sebuah buku baru yang diterbitkan Royal Society of Chemistry, Inggris mengklaim bahwa pria dan wanita sebenarnya dapat memanfaatkan cairan lengket yang keluar dari tubuhnya itu untuk menarik perhatian lawan jenis, termasuk menjaga kemesraan dengan pasangan.

"Jadi di dalam keringat itu ada feromon (senyawa penarik atau perangsang lawan jenis) dan senyawa yang biasa disebut dengan Sexuallockstoffe di Jerman ini sama-sama dimiliki oleh pria maupun wanita," ungkap salah satu penulis buku berjudul Lust and Love, Is It More than Chemistry ini, Gabriel Frobose.

"Itulah mengapa para gadis suka mengenakan T-shirt pacarnya, begitu juga sebaliknya. Saat saya masih muda, saya dan pacar saya suka bertukar T-shirt tanpa tahu apa manfaatnya. Tapi ternyata anak laki-laki saya yang berusia 19 tahun juga melakukan hal yang sama dengan kekasihnya. Jelas-jelas ini karena ada bau pasangan yang masih tertinggal di baju-baju mereka yang tentu Anda sukai," tuturnya seperti dikutip dari mid-day, Rabu (21/11/2012).

Di dalam buku ini juga dikatakan bahwa Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar, Napoleon Bonaparte, pernah melakukan hal serupa. Ketika berkampanye dan sering jauh dari rumah, ia pernah mengirimkan sesuatu kepada istrinya, Josephine, sembari diberi tulisan, "Tolong jangan dicuci, akan tiba tiga hari lagi."

"Pesan rahasia ini disampaikan langsung oleh seorang utusan, tapi dalam kasus ini para sejarawan sepakat jika Napoleon tak bermaksud meminta Josephine mencuci 'paket' yang akan dikirimkannya. Ada maksud lain di balik itu," terang Frobose.

Buku yang sama pun memaparkan bahwa konon pria dapat 'mencium' bau ovulasi wanita, bahkan menganggap wanita yang tengah mengalaminya terlihat sangat menarik.

Kendati begitu, Frobose memperingatkan bahwa terlalu banyak keringat juga bukanlah hal baik. "Berkeringat itu oke-oke saja pada kadar tertentu jadi setiap orang harus tahu kapan mereka perlu menghentikannya, termasuk membedakan mana orang yang kotor karena berkeringat dan mana yang berkeringat tapi tak sampai kotor. Hanya saja tak bisa dipungkiri jika kita akan terus mengalaminya, bahkan ketika sudah menggunakan deodoran."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.