Social Profiles

Selasa, 04 Desember 2012

Sexklopedia: Wah, Jumlah Pria 'Nakal' yang Kena HIV Naik 7 Kali Lipat




Jika dulu HIV/AIDS ditemukan banyak diidap oleh para pengguna narkoba suntik akibat penggunaan alat suntik secara bergantian, maka sekarang kecenderungannya mulai berubah. Kasus HIV/AIDS kini mulai mengalami peningkatan drastis di kalangan pria-pria yang suka 'jajan'.

Hasil Survei Terpadu dan Biologis Perilaku (STPD) 2007 menunjukkan sebanyak 52,4% kasus infeksi HIV terjadi di kalangan pengguna jarum suntik. Namun pada tahun 2011, angkanya mengalami penurunan menjadi 42,4%.

Di satu sisi, prevalensi pada kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan Pria Potensial Risti mengalami peningkatan. Pada LSL, prevalensi di tahun 2007 adalah sebesar 5,3% dan meningkat menjadi 12,4% di tahun 2011 atau mengalami peningkatan lebih dari 2 kali lipat,

"Pada kelompok Pria Potensial Risti, angkanya naik dari 0,1% di tahun 2007 menjadi 0,7% di tahun 2011 atau mengalami peningkatan 7 kali lipat. Kelompok ini terdiri dari pria-pria yang berpotensi melakukan perilaku berisiko tinggi menularkan HIV, misalnya lewat hubungan seks yang berisiko atau berganti-ganti pasangan," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam acara Temu Media mengenai Epidemologi HIV/AIDS di Indonesia di Gedung Kementerian Kesehatan Jakarta, Jumat (30/11/2012).

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi mengenai proporsi kasus AIDS juga menunjukkan kecenderungan serupa. Di tahun 2005, ditemukan sebanyak 55% kasus AIDS dialami oleh pengguna jarum suntik dan 34% diidap oleh heteroseksual. Pada tahun 2012, yang lebih banyak adalah kelompok heteroseksual sebanyak 77,4% dan pengguna jarum suntik menurun menjadi 12,4%.

Data dari direktorat P2PL Kemenkes sendiri menunjukkan kasus HIV di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005, kasusnya tercatat ada sebanyak 859 kasus. Namun pada tahun 2010, terjadi kenaikan tajam hingga mencapai 21.591 kasus. Pada tahun 2011, tercatat ada 20.031 kasus. Sampai bulan September 2012, kasusnya tercatat sudah mencapai 9.893 kasus.

"Kami mulai bekerjasama dengan jaringan populasi kunci. Sejak tahun 2010, infeksi HIV ditemukan melonjak karena makin banyak teman-teman dari populasi kunci yang lebih berani terbuka," terang Menkes.

Populasi kunci yang dimaksud adalah kelompok orang-orang yang berisiko mengidap HIV/AIDS seperti Pekerja Seks Komersial (PSK), waria dan pengguna narkoba suntik. Pengidap HIV yang tercatat ini kemudian diberikan pengobatan serta konseling agar tidak menularkan HIV kepada orang lain dan mengelola kondisinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.