Social Profiles

Selasa, 04 Desember 2012

Sexklopedia: Kaum Muda Berhak Dapat Informasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi



Berbagai masalah kesehatan seksual dan reproduksi banyak terjadi di kalangan kaum muda. Agar bisa tumbuh sehat dan bisa berkontribusi dalam pembangunan, kaum muda perlu dan memang berhak mendapat informasi yang komprehensif tentang kesehatan seksual dan reproduksi.

Hak untuk mendapatkan informasi kesehatan yang komprehensif tersebut termuat dalam rekomendasi International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994. Hingga saat ini, pemenuhan hak tersebut terus diupayakan oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) termasuk Indonesia.

"Kita sangat concern oleh karena kalau anak-anak muda tidak diberikan informasi yang benar, maka bisa terjadi perilaku seksual yang berisiko," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Nafsiah Mboi, saat ditemui dalam acara Global Youth Forum (GYF) di Nusa Dua Bali Convention Center, Selasa (4/12/2012).

Menkes mencontohkan meningkatnya kehamilan di luar nikah merupakan salah satu dampak dari kurangnya informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif atau menyeluruh. Demikian juga dengan aborsi atau pengguguran kandungan, yang meningkat sebagai dampak lain dari kehamilan yang tidak diharapkan.

Peningkatan kasus infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada kaum muda juga salah satunya merupakan akibat dari kurangnya informasi yang komprehensif. Menkes mengatakan, 40 persen infeksi HIV di Indonesia terjadi di kelompok usia muda yakni 25 tahun ke bawah.

"Ini kan karena mereka nggak tahu. Mestinya mereka berhak untuk dapat informasi yang benar dan lengkap," lanjut Menkes.

Pentingnya pemenuhan hak-hak atas informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif juga disampaikan oleh Rishita Nandagiri dari Women's Global Network for Reproductive Rights yang dalam GYF bertindak sebagai Co-chairs of International Steering Committee. Lebih khusus gadis berdarah India ini mengatakan perempuan muda paling merasakan dampaknya saat hak-hak reproduksi itu dilanggar.

"Aspek positif dari pemenuhan hak-hak reproduksi contohnya perempuan muda bisa menunda perkawinan, menunda kehamilan sampai kuliahnya selesai dan memiliki kekuatan lebih besar untuk terlibat dalam pembangunan di negaranya," kata Rishita.

Global Youth Forum yang berlangsung 4-6 Desember 2012 di Nusa Dua Bali digelar sebagai review atas pelaksanaan rekomendasi ICPD 1994. Tak kurang dari 600 delegasi anak muda dari negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) hadir untuk mengikuti forum ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.